Rabu, 29 April 2020

DNS dan DHCP

Pengertian DNS Dan DHCP Beserta Fungsinya Lengkap

Pengertian DNS

DNS merupakan singkatan dari Domain Name System (DNS server), ini merupakan suatu nama dari sebuah system database yang gunanya sebagai pemenuh kebutuhan komputer, layanan atau suatu sumber daya yang dapat terhubung ke dalam suatu jaringan internet atau berupa jaringan komputer pribadi.
DNS merupakan suatu system database yang terdistribusi, dapat di gunakan untuk mencari nama komputer di dalam suatu jaringan dengan menggunakan IP atau TCp. Kelebihan yang di miliki DNS adalah databasenya memiliki ukuran yang tak terbatas dan juga memiliki performa yang cukup baik.

Fungsi DNS

DNS memiliki fungsi yang diantaranya adalah :
Memberi suatu informasi tentang host kepada seluruh jaringan yang ada di internet. DNS memiliki keunggulan seperti DNS sangatlah mudah dan karena itu banyak user tidak di repotkan untuk dapat mengingat IP Address di sebuah komputer atau PC cukup dengan host namenya saja. IP Address di sebuah komputer dapat berubah ubah akan tetapi host di sebuah komputer tidak akan dapat berubah ubah. Dapat menterjemahkan mana host menjadi no IP Address atau dapat juga sebaliknya yang dapat membuat nama-nama tersebut mudah untuk di ingat oleh user internet.

Pengertian DHCP

DHCP merupakan singkatan dari Dinamyc Host Configuration Protocol yang berupa suatu layanan yang di berikan kepada IP komputer yang memintanya dengan cara otomatis. Komputer atau PC yang memberikan IP ini yang di sebut dengan DHCP server. Dan komputer yang meminta suatu layanan atau IP tersebut adalah DHCP Client.

Fungsi DHCP

DHCP memiliki fungsinya tersendiri yaitu adalah :
Dapat memberikan kemudahan untuk network administrator, ketika akan mengelola jaringan komputer, karena alokasi IP yang dapat di tentaukan dengan otomatis.
Dapt berfungsi untuk mendistribusikan IP Address dengan otomatis kepada setiap cliet atau pengguna yang telah terhubung jaringan komputer.
Pengertian DNS Dan DHCP Beserta Fungsinya Lengkap 


DHCP dapat memberikan no IP Address kepada penggunak dnegan cara dinamik, dapat juga memberi alamat IP Address dengan cara yang static kepada pengguna yang telah terhubung ke dalam jaringan komputer.
Sekianlah penjelasan mengenai Pengertian DNS Dan DHCP Beserta Fungsinya Lengkap yang di jelaskan oleh seputarpengetahuan. Dengan adanya DNS dan DHCP para pengguna komputer dapat dengan mudah mengakses apa yang ingin di cari melalui jaringan internet dan komputer. Semoga bermanfaat 🙂

Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) merupakan service yang memungkinkan perangkat dapat mendistribusikan/assign IP Address secara otomatis pada host dalam sebuah jaringan. Cara kerjanya, DHCP Server akan memberikan response terhadap request yang dikirimkan oleh DHCP Client.
Selain IP Address, DHCP juga mampu mendistribusikan informasi netmask, Default gateway, Konfigurasi DNS dan NTP Server serta masih banyak lagi custom option (tergantung apakah DHCP client bisa support).
Mikrotik dapat digunakan sebagai DHCP Server maupun DHCP Client atau keduanya secara bersamaan. Sebagai contoh, misalnya kita berlangganan internet dari ISP A. ISP A tidak memberikan informasi IP statik yang harus dipasang pada perangkat kita, melainkan akan memberikan IP secara otomatis melalui proses DHCP.
 

Mikrotik sebagai DHCP Client
Dalam kasus ini, untuk dapat memperoleh alokasi IP Address dari ISP, yang nantinya dapat digunakan untuk terkoneksi ke internet, kita bisa menggunakan fitur DHCP Client. Langkah-langkah pembuatan DHCP Client dapat dilakukan  pada menu IP -> DHCP Client -> Add.

 
Untuk pengaktifkan DHCP Client, definisikan parameter interface dengan interface yang terhubung ke DHCP Server, atau dalam kasus ini adalah interface yang terhubung ke ISP.
Karena kita ingin semua traffic ke internet menggunakan jalur koneksi dari ISP, maka Use-Peer-DNS=yes dan Add-Default-Route=yes.
Terdapat beberapa parameter yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan jaringan;
  • Interface : Pilihlah interface yang sesuai yang terkoneksi ke DHCP Server
  • Use-Peer-DNS : Bila kita hendak menggunakan DNS server sesuai dengan informasi DHCP 
  • Use-Peer-NTP : Bila kita hendak menggunakan informasi pengaturan waktu di router (NTP) sesuai dengan informasi dari DHCP
  • Add-Default-Route : Bila kita menginginkan default route kita mengarah sesuai dengan informasi DHCP
  • Default-Route-Distance : Menentukan nilai Distance pada rule routing yang dibuat secara otomatis. Akan aktif jika add-default-route=yes
Sampai langkah ini, seharunya Router sudah bisa akses ke internet. Selanjutnya lakukan setting DHCP Server untuk distribusi IP Address ke arah jaringan lokal /LAN.
Mikrotik sebagai DHCP Server 
DHCP Server akan sangat tepat diterapkan jika pada jaringan memiliki user yang sifatnya dinamis. Dengan jumlah dan personil yang tidak tetap dan selalu berubah. Jika pada kasus ini sifat user seperti itu dapat kita temui pada tamu yang berkunjung.
Konfigurasi DHCP Server dapat dilakukan pada menu IP -> DHCP Server -> Klik DHCP Setup
Dengan menekan tombol DHCP Setup, wizard DHCP akan menuntun kita untuk melakukan setting dengan menampilkan kotak-kotak dialog pada setiap langkah nya. 
 
Langkah pertam, kita diminta untuk menentukan di interface mana DHCP Server akan aktif. Pada kasus ini DHCP Server diaktifkan pada ether3. Selanjutnya Klik Next
Sebelumnya pada ether3 sudah dipasang IP Address 192.168.4.0/24. Maka pada langkah kedua, penentuan DHCP Address Space akan otomatis mengambil segment IP yang sama. Jika interface sebelumnya belum terdapat IP, bisa ditentukan manual pada langkah ini.
Selanjutnya,  kita diminta menentukan IP Address yang akan digunakan sebagai default-gateway oleh DHCP Client nantinya. Secara otomatis wizard akan menggunakan IP Address yang terpasang pada interface ether3.
Tentukan IP Address yang akan di-distribusikan ke Client. Secara otomatis wizard akan mengisikan host ip pada segment yang telah digunakan. Pada contoh ini, IP 192.168.4.1 tidak masuk dalam Addresses To Give Out, sebab IP tersebut sudah digunakan sebagai gateway dan tidak akan di-distribusikan ke Client.
Kita harus menentukan juga, nantinya DHCP Client akan melakukan rquest DNS ke server mana. Secara otomatis wizard akan mengambil informasi setting DNS yang telah dilakukan pada menu /ip dns . Tetapi bisa juga jika kita ingin menentukan request DNS Client ke server tertentu.
Langkah terakhir kita diminta untuk menentukan Lease-Time, yaitu berapa lama waktu sebuah IP Address akan dipinjamkan ke Client. Untuk menghindari penuh / kehabisan IP, setting Lease-Time jangan terlalu lama, misalkan 1 hari saja.
Sampai langkah ini, jika di klik Next akan tertampil pesan yang menyatakan bahwa setting DHCP telah selesai.
 
 https://www.seputarpengetahuan.co.id/
http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=122


Selasa, 21 April 2020

TOPOLOGI JARINGAN NIRKABEL INDOOR DAN OUTDOOR

Jenis perangkat yang dibutuhkan :

1. Access Point

Berfungsi untuk menghubungkan bermacam perangkat wireless yang terhubung dengan perangkat tersebut. Bermacam perangkat Access point memiliki konfigurasi administrator yang berbeda-beda sesuai dengan produsennya masing-masing dengan tingkat keamanan yang dapat diatur sesuai dengan kehendak administrator jaringan.

2. Antena

Berfungsi sebagai penyebar sinyal menjadi luas. Untuk lengkapnya dapat dilihat di artikel Antena dan Jalur Transmisi.

3. Kotak Access Point
Berfungsi sebagai pelindung AP yang dapat memengaruhi keawetan si AP nya juga

4.Kabel Wifi
Kabel ini untuk menghubungkan antara AP dan antena

5. Wireless Card PCI

Perangkat wireless berbentuk card PCI yang dipakai dalam sebuah PC yang tidak memiliki perangkat embedded wireless di dalamnya. kekurangan perangkat yaitu jangkauan sinyal yang kecil sehingga pengguna menambahkan perangkat antena tambahan untuk menambah kekuatan tangkap sinyal.

6. Wireless USB

Perangkat ini bersifat mobile daya tangkap perangkat ini lebih kecil dibandingkan dengan perangkat lain seperti Wireless card PCI.

7. Compact Flash

Compact Flash hampir seperti dengan USB yang bersifat mobile namun beberapa anggapan menyatakan bahwa compact flash di klaim lebih lebih baik dibanding dengan wireless adapter USB.

8. Embedded
Jenis ini adalah perangkat wireless yang bersifat terintegrasi atau menjadi satu dengan mainboard sebuah PC atau notebook alias onboard.

Jenis sambungannya :

1. Outdoor – dipakai untuk menghubungkan perangkat yang ada di luar ruangan, mengikuti standar 802.16. Standar Wireless LAN 802.16 :
  • Harga perangkatnya sangat mahal.
  • Bekerja diatas frekwensi 5GHz.
  • Biasanya dipakai oleh operator telekomunikasi.


2. Indoor – dipakai untuk menghubungkan perangkat yang ada di dalam ruangan, mengikuti standar 802.11


Penggunaan 802.11 di outdoor :
  • Radio 802.11B hanya punya 11 kanal.
  • Pemasangannya harus mengikuti kaidah Line of Sight.
  • Membutuhkan tower jika dua titik berada di level yang berbeda.
  • Pemanfaatan daya yang kecil harus betul-betul diperhitungkan.
  • Harus mengatasi interferensi yang terjadi.


Perbedaan Jaringan Nirkabel Outdoor dan Indoor




1. Jarak WIFI
    Ini yang paling mudah saat membedakan antara wifi indoor dan outdoor yaitu dengan jarak , jarak wifi outdoor lebih jauh daripada wifi indoor di perkirakan wifi indoor dengan jarak maksimum 50M-100M sedangkan dengan wifi Outdoor bisa mencapai 5KM sampai 20KM itu tergantung alat yang di gunakan dan kualitas barang yang di pasang di wifi.

2. Alat Yang Digunakan
    Dalam mengidentifikasi apakah itu wifi indoor dan outdoor yaitu dengan jenis alat apa yang di gunakan, di bawah ini contoh alat yang di gunakan.
Contoh Indoor


Contoh Outdoor
3. Penggunaan Tower

  • Indoor : Tidak menggunakan tower
  • Outdoor : Mengguanakan tower dengan panjang 15 meter - 20 meter dan pemasangan tower harus LOS( Line Of Sight ). Memakai antena Triangle


4. Harga pemasangan

  • Indoor : Kurang lebih Rp. 500.000
  • Outdoor : Memerlukan Rp. 5.000.000 an

KONFIGURASI ADHOC
Jaringan Ad-hoc adalah salah satu jenis dari Wireless Local Area Network (WLAN) yang terdiri dari sekumpulan node-node yang berkomunikasi satu sama lain secara langsung tanpa melibatkan node perantara seperti access point. Setiap node pada jaringan ad-hoc memiliki interface wireless. Node-node dalam jaringan ad hoc bersifat dinamis dan dapat berubah-ubah.

Pada jaringan ad hoc setiap node tidak hanya berfungsi sebagai pengirim dan penerima informasi tetapi juga berfungsi sebagai pendukung jaringan seperti router. Oleh karena itu maka diperlukan sebuah routing protokol yang ditanamkan pada jaringan ad hoc tersebut. 

Model jaringan ini memungkinkan perangkat wireless berkomunikasi satu sama lain secara langsung tanpa central access point.
Ad-Hoc Wireless LAN
Banyak metode digunakan untuk konfigurasi jaringan Ad-Hoc, berikut adalah salah satu contoh sederhana tips dan tahapan dalam mengkonfigurasi jaringan Ad-Hoc wireless LAN.
  1. Dibutuhkan “wireless network card” pada masing-masing komputer.
  2. Masuk ke “network card properties” dan set SSID dengan nama tertentu (unique). Pastikan bahwa anda mengkonfigure SSID dengan nama yang sama untuk masing-masing komputer. Jika tidak sama, jaringan tidak akan terhubung.
  3. Masuk ke “network card properties” dan set “channel” untuk jaringan wireless yang akan digunakan. Pastikan anda mengkonfigurasi channel dengan angka yang sama untuk masing-masing komputer. Jika tidak, jaringan tidak akan terhubung.
  4. Set IP LAN static pada kedua komputer. Patikan anda mengkonfigurasi IP komputer tersebut dalam satu subnet dan range yang sama. Jika anda set IP pada satu komputer 192.168.1.1 255.255.255.0, pastikan komputer lainnya di set juga pada range (192.168.1.2-254).
  5. Set “network card” pada mode “ad-hoc”, bukan “infrastructure”.
Dengan konfigurasi diatas, seharusnya jaringan ad-hoc anda sudah bisa berjalan normal.
Misal, salah satu PC anda terhubung ke internet, dan PC satu lagi ingin ikut/numpang dalam mengakses internet, anda bisa mengaktifkan fungsi Internet Connection Sharing (ICS) pada OS Windows, berikut tahapannya:
  1. Aktifkan “ICS” pada PC yang memiliki koneksi internet. Catat alamat IP PC ini, yang akan menjadi komputer “host”.
  2. Set “default gateway” “network card” pada PC yang kedua ke alamat IP komputer “host” (refer ke No.1).
  3. Set “DNS server” untuk PC yang kedua dengan alamat IP DNS dari ISP anda.
Perlu diingat bahwa dengan “Internet Connection Sharing” (ICS) via ad-hoc wireless LAN, komputer “host” harus selalu “ON”, jika anda ingin PC kedua bisa mengakses internet.
Tahapan Test Koneksi untuk PC Windows :
  1. Klik Start.
  2. Klik Run.
  3. Ketik “cmd”.
  4. Ketik “ping x.x.x.x”, dimana x.x.x.x adalah alamat IP dari salah satu PC.
  5. Jika “ping is successful”, maka jaringan anda sudah UP dan anda memiliki “full connectivity”
KONFIGURASI INFRASTRUKTUR
Pendefinisian wireless biasa diterjemahkan sebagai nirkabel atau tanpa kabel. Teknologi Wireless merupakan teknologi yang menghubungkan dua perangkat /  device atau lebih ( dalam hal ini umumnya berupa komputer) untuk berkomunikasi/bertukar data, mengakses suatu aplikasi pada perangkat lain tanpa menggunakan media  kabel.

Tidak seperti jaringan kabel, jaringan wireless memiliki dua mode yang dapat digunakan : infastruktur dan Ad-Hoc. Konfigurasi infrastruktur adalah komunikasi antar masing-masing PC melalui sebuah access point pada WLAN atau LAN. Komunikasi Ad-Hoc adalah komunikasi secara langsung antara masing-masing komputer dengan menggunakan piranti wireless. Penggunaan kedua mode ini tergantung dari kebutuhan untuk berbagi data atau kebutuhan yang lain dengan jaringan berkabel.

Pada mode infrastruktur membutuhkan Access Point (AP). Perangkat ini berfungsi untuk menghubungkan antara client satu dengan yang lainnya sehingga dapat tergabung ke dalam sebuah sistem jaringan. Selain itu Access Point juga dapat bertindak sebagai repeater yang bekerja sebagai perangkat yang dapat menguatkan sinyal dalam suatu jaringan Wireless LAN.
Langkah settingnya adalah sebagai berikut.
  • Siapkan komponen yang paling penting, yaitu Access Point.


Gambar 1. Access Point

  • Hubungkan kabel AC power ke socket power di bagian belakang access point.
  • Hubungkan juga kabel RJ-45 straight dari PC atau laptop ke salah satu port LAN di access point.

Gambar 2. Access Point tampak belakang

  • Setting IP address pada PC menjadi seperti berikut.

Gambar 3. Setting IP Address

  • Buka web browser (mozilla, chrome, IE) dan pastikan proxy server  tidak aktif.
  • Ketikkan 192.168.1.1 pada address bar.
  • Login ke console dengan username dan password 'admin' (tanpa tanda petik).

Gambar 4. Login console

  • Buka tab Basic, sesuaikan range IP address yang ingin digunakan pada DHCP Server.

Gambar 5. Setting access point

  • Sesuaikan juga SSID, channel, serta security yang diinginkan. 

Gambar 6. Setting access point

  • Klik tombol save pada bagian bawah untuk menyimpan settingan.
  • Setting access point sudah selesai, sekarang coba koneksi ke access point tersebut. Lihat apakah SSID sudah muncul di wireless connection bar.

Gambar 7. Connection bar

  • Untuk melakukan koneksi ke SSID masukkan password yang sudah diset di awal.
  • Cek pada laptop anda apakah sudah mendapat ip DHCP dari access point.

Gambar 8. Network properties

  • Selanjutnya jaringan mode infrastruktur tersebut dapat digunakan untuk berbagi sumber daya yang dimiliki.
BRIDGE MODE
Sering kali, kita ingin menggunakan Mikrotik Wireless untuk solusi point to point dengan mode jaringan bridge (bukan routing). Namun, Mikrotik RouterOS sendiri didesain bekerja dengan sangat baik pada mode routing. Kita perlu melakukan beberapa hal supaya link wireless kita bisa bekerja untuk mode bridge. 
Mode bridge memungkinkan network yang satu tergabung dengan network di sisi satunya secara transparan, tanpa perlu melalui routing, sehingga mesin yang ada di network yang satu bisa memiliki IP Address yang berada dalam 1 subnet yang sama dengan sisi lainnya.
Namun, jika jaringan wireless kita sudah cukup besar, mode bridge ini akan membuat traffic wireless meningkat, mengingat akan ada banyak traffic broadcast dari network yang satu ke network lainnya. Untuk jaringan yang sudah cukup besar, saya menyarankan penggunaan mode routing. 
Berikut ini adalah diagram network yang akan kita set. 
  
 
Konfigurasi Pada Access Point
1. Buatlah sebuah interface bridge yang baru, berilah nama bridge1
  
2. Masukkan ethernet ke dalam interface bridge
 
3. Masukkan IP Address pada interface bridge1

4. Selanjutnya adalah setting wireless interface. Kliklah pada menu Wireless (1), pilihlah tab interface (2) lalu double click pada nama interface wireless yang akan digunakan (3). Pilihlah mode AP-bridge (4), tentukanlah ssid (5), band 2.4GHz-B/G (6), dan frekuensi yang akan digunakan (7). Jangan lupa mengaktifkan default authenticated (8) dan default forward (9). Lalu aktifkankanlah interface wireless (10) dan klik OK (11). 
 
5. Berikutnya adalah konfigurasi WDS pada wireless interface yang digunakan. Bukalah kembali konfigurasi wireless seperti langkah di atas, pilihlah tab WDS (1). Tentukanlah WDS Mode dynamic (2) dan pilihlah bridge interface untuk WDS ini (3). Lalu tekan tombol OK. 

6. Langkah selanjutnya adalah menambahkan virtual interface WDS. Tambahkan interface WDS baru seperti pada gambar, lalu pilihlah interface wireless yang kita gunakan untuk WDS ini. Lalu tekan OK.

7. Jika WDS telah ditambahkan, maka akan tampak interface WDS baru seperti pada gambar di bawah.
 
Konfigurasi pada Wireless Station
Konfigurasi pada wireless station hampir sama dengan langkah-langkah di atas, kecuali pada langkah memasukkan IP Address dan konfigurasi wirelessnya. Pada konfigurasi station, mode yang digunakan adalah station-wds, frekuensi tidak perlu ditentukan, namun harus menentukan scan-list di mana frekuensi pada access point masuk dalam scan list ini. Misalnya pada access point kita menentukan frekuensi 2412, maka tuliskanlah scan-list 2400-2500. 
 
 
Pengecekan link 

Jika link wireless yang kita buat sudah bekerja dengan baik, maka pada menu wireless, akan muncul status R (lihat gambar di bawah). 


 

Selain itu, mac-address dari wireless yang terkoneksi juga bisa dilihat pada jendela registration (lihat gambar di bawah).
 
 
Konfigurasi keamanan jaringan wireless
Pada Mikrotik, cara paling mudah untuk menjaga keamanan jaringan adalah dengan mendaftarkan mac-address wireless pasangan pada access list. Hal ini harus dilakukan pada sisi access point maupun pada sisi client. Jika penginputan access-list telah dilakukan, maka matikanlah fitur default authenticated pada wireless, maka wireless lain yang mac addressnya tidak terdaftar tidak akan bisa terkoneksi ke jaringan kita.
Jika kita menginginkan fitur keamanan yang lebih baik, kita juga bisa menggunakan enkripsi baik WEP maupun WPA.
REPEATER MODE
Beberapa pengembangan terus dilakukan oleh MikroTik untuk memberikan performa perangkat yang baik. Salah satunya dengan me-release versi RouterOS terbaru yaitu 6.35, MikroTik menambahkan sebuah paket baru yaitu Wireless-Rep. Dengan penambahan paket ini maka terdapat sebuah fitur baru pada wireless router MikroTik. Apabila kita sering mendengar istilah wireless roaming di MikroTik, biasanya banyak yang berasumsi menggunakan fitur WDS. Nah, selain menggunakan WDS untuk saat ini kita bisa memanfaatkan fitur baru tersebut yaitu Wireless Repeater.
Fitur ini mulai diperkenalkan melalui event MUM Europe 2016 dan salah satu produk terbaru MikroTik yang telah mengadopsi fitur ini adalah RB wAP. Lalu bagaimana dengan perangkat wireless MikroTik yang lain, apakah fitur ini bisa dijalankan?
Tidak perlu khawatir, fitur ini juga bisa dijalankan pada wireless router seri yang lain. Dengan syarat kita harus melakukan upgrade versi RouterOS ke v6.35 dan menambahkan sebuah paket baru yaitu wireless-rep. Nah, pada artikel inilah kita akan mencoba menjalankan fungsi wireless repeater ini. Dan langkah-langkah konfigurasinya adalah sebagai berikut:
Pertama, kita akan melakukan upgrade versi routerOS terlebih dahulu ke versi 6.35 serta menambahkan paket wireless-rep. Untuk uji coba kali ini kita akan menggunakan RB 941-2n (hAP-Lite) sebagai repeater.

  
 
Kedua, kita akan konfigurasi di sis AP (Access Point) terlebih dahulu. Seperti biasanya kita setting parameter-parameter utama yang di perlukan untuk membuat AP. Seperti Mode, Band, Frequency, SSID, dll.
 
Ketiga, kita konfigurasi wireless router yang akan dijadikan sebagai repeaternya. Untuk menjadikan sebagai repeater kita akan menggunakan interface wlan-fisik dan wlan-virtual (VAP). Dan secara umum konfigurasinya adalah interface wlan-fisik disetting dengan mode 'Station' dan wlan-virtual (VAP) akan kita setting dengan mode 'AP-Bridge'. 
Nah, disinilah salah satu fungsi dari paket wirless-rep. Apabila sebelum ditambahakan paket tersebut maka penggunaan mode pada VAP akan menyesuaikan di interface Master (wlan-fisik) namun dengan ditambahkan paket tersebut kita bisa mensetting mode antara wlan-fisik dan juga virtual dengan mode yang berbeda.
Sebelumnya kita akan melakukan konfigurasi pada interface wireless-fisik dengan menjadikan sebagai 'Receiver/Penerima'. Untuk contoh konfigurasinya adalah sebagai berikut:
Kemudain kita akan menambahkan sebuah interface wlan-virtual (VAP). Caranya pilih pada menu Wireless -> klik Add [+] -> Virtual. Dan contoh konfigurasinya adalah sebagai berikut: 
Setelah langkah-langkah diatas kita lakukan maka pada tab interface akan muncul dua interface wlan seperti gambar berikut.
Nah, karena kita akan menjadikan sebagai Wireless Repeater dan client/perangkat yang terkoneksi akan satu segment dan bisa langsung di manage pada router utama, maka kita akan melakukan bridging untuk kedua interface tersebut.
Keempat, kita akan buat interface bridge dan memasukkan kedua interface wlan diatas kedalam Bridge Port. Untuk membuat bridge kita masuk ke menu Bridge -> Tab Bridge -> klik Add [+].
Kemudain kita masukkan kedua interface wlan ke dalam 'bridge port'. Pada menu yang sama kita masuk ke tab Port -> klik Add [+]
Nah, sampai langkah ini perangkat kita sudah siap digunakan sebagai Wireless repeater. 
 
SILAHKAN BUKA VIDEO BERIKUT SEBAGAI GAMBARAN PROJECT KITA NANTINYA
BOLEH DIBANTU SUBSCRIBE YA.