Rabu, 27 Mei 2020

KONFIGURASI VoIP menggunakan Cisco Packet Tracer

Voice over IP (VoIP) mendefinisikan cara untuk melakukan panggilan suara melalui jaringan IP termasuk digitalisasi dan paketisasi aliran suara. IP Telephony menggunakan standar VoIP untuk menciptakan sistem teleponi dimana fitur tingkat tinggi seperti routing panggilan lanjut, voice mail, contact center, dll, dapat dimanfaatkan.

Disini kita akan mencoba praktek VOIP menggunakan Cisco packet Tracer, dengan topologi seperti dibawah, gunakan lah router tipe 2811 pada Cisco Packet Tracer


Konfigurasi IP Address pada R1 :
R1>enable
R1#configure terminal
R1(config)#int fa0/0
R1(config-if)#no sh
R1(config-if)#int fa 0/0.10
R1(config-subif)#encapsulation dot1q 10
R1(config-subif)#ip address 192.168.88.1 255.255.255.0
int fa 0/0.10 : membuat sub interface dibawah fa 0/0
encapsulation dot1q 10 : menjadikan interface fa 0/0.10 menjadi interface VLAN dalam hal ini Vlan 10

Konfigurasi DHCP pada R1 :
R1(config-subif)#ip dhcp pool untukvoip
R1(dhcp-config)#network 192.168.88.0 255.255.255.0
R1(dhcp-config)#default-router 192.168.88.1
R1(dhcp-config)#option 150 ip 192.168.88.1
option 150 maksudnya adalah ip TFTP Server, TFTP Server  itu server yang menyimpan konfigurasi dalam hal ini yang menyman konfigurasi dial-number adalah R1 maka command nya option 150 ip 192.168.88.1, dengan 192.168.88.1 adalah IP R1

Konfigurasi Telphony Service pada R1 :
R1(dhcp-config)#telephony-service
R1(config-telephony)#ip source-address 192.168.88.1 port 2000
R1(config-telephony)#max-dn 3
R1(config-telephony)#max-ephone 3
R1(config-telephony)#auto assign 1 to 3
R1(config-telephony)#ephone-dn 1
R1(config-ephone-dn)#number 1001
R1(config-ephone-dn)#ephone-dn 2
R1(config-ephone-dn)#number 1002
R1(config-ephone-dn)#ephone-dn 3
R1(config-ephone-dn)#number 1003
ip source address : perintah untuk membuat sumber telephony service
max-dn : maksimal dial number/nomor telepon nya
max-ephone: maksimal IP_Phone atau perangkat voip yang dapat didaftarkan
auto assign :  command untuk memberikan dial-number secara automatis kepada IP_Phone atau perangkat VOIP lainya

Konfigurasi pada SW1
SW1>enable
SW1#conf t
SW1(config)#vlan 10
SW1(config-vlan)#int fa 0/1
SW1(config-if)#switchport mode trunk
SW1(config-if)#int range fa 0/2-4
Sw1(config-if)#switchport voice vlan 10

Pastikan semua IP_PHONE sudah mendapat nomer telepon masing 2, jika belum coba periksa kembali konfigurasi diatas




Untuk mengetest lakukan lah panggilan, Untuk melakukan panggilan dari IP Phone, klik pada salah satu IP Phone, kemudian buka mode GUI dan masukan nomor telepon yang dituju dan tekan enter atau klik pada gagang telpon dan telpon dengan nomor yang dituju akan mulai menyala dan berdering



Tulisan Conected tanda sudah terhubung

Selasa, 26 Mei 2020

KONSEP K3 PENGGUNAAN PERALATAN FIBER OPTIK

Konsep k3 penggunaan peralatan fiber optik

Pengertian Fiber Optik

 KONSEP K3 PENGGUNAAN PERALATAN FIBER OPTIK

 

Pengertian Fiber Optik

 Fiber Optik  adalah suatu jenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus, dan digunakan sebagai media transmisi karena dapat mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu lokasi ke lokasi lainnya dengan kecepatan tinggi.
        Ukuran fiber optik ini sangat kecil dan halus (diameternya hanya 120 mikrometer), bahkan lebih kecil dari helaian rambut manusia. Komponen jaringan ini memiliki kecepatan transmisi yang tinggi dengan menggunakan pembiasan cahaya sebagai prinsip kerjanya. Sumber cahaya yang digunakan untuk proses transmisi adalah laser atau LED.
Fiber optik  atau serat optik menjadi salah satu komponen yang cukup populer dalam dunia telekomunikasi belakangan ini. Pasalnya, kabel jaringan tersebut memiliki kecepatan akses yang tinggi sehingga banyak digunakan sebagai saluran komunikasi.

Jenis-Jenis Kabel Fiber Optik

Setelah memahami apa pengertian fiber optik, selanjutnya kita juga perlu mengetahui apa saja jenisnya. Fiber optik dibedakan menjadi dua jenis yang didasarkan pada mode transmisinya. Adapun jenis fiber optik yaitu:

1. Fiber Optik Single Mode

Kabel fiber optik single mode yaitu kabel jaringan yang memiliki transmisi tunggal, sehingga hanya bisa menyebarkan cahayanya hanya melalui satu inti dalam suatu waktu.
Jenis fiber optik ini memiliki inti berukuran kecil dengan diameter sekitar 9 mikrometer yang digunakan untuk mentransmisikan gelombang cahaya dari sinar inframerah dengan panjang gelombang 1300-1550 nanometer.

2. Fiber Optik Multimode

Kabel fiber optik multimode merupakan kabel yang dapat mentransmisikan banyak cahayan dalam waktu bersamaan karena memiliki ukuran inti besar yang memiliki diameter sekitar 625 mikrometer.
Kabel jenis ini biasanya digunakan untuk keperluan komersial yang pada umumnya diakses banyak orang. Fiber optik ini mengirimkan sinar inframerah yang memiliki panjang 850-1300 nanometer.

Tipe Kabel Fiber Optik

Berikut ini adalah beberapa tipe kabel fiber optik yang umum digunakan:
  1. Tight Buffer (Indoor/Outdoor)
  2. Breakout Cable (Indoor/Outdoor)
  3. Aerial Cable/Self-Supporting
  4. Hybrid & Composite Cable
  5. Armored Cable
  6. Low Smoke Zero Halogen (LSZH)
  7. Simplex cable
  8. Zipcord cable

Komponen Fiber Optik

cara kerja fiber optik

1. Bagian Inti (Core)

Bagian inti fiber optik terbuat dari bahan kaca dengan diameter yang sangat kecil (diamaternya sekitar 2 μm sampai 50 μm). Diameter serat optik yang lebih besar akan membuat performa yang lebih baik dan stabil.

2. Bagian Cladding 

Bagian cladding adalah bagian pelindung yang langsung menyelimuti serat optik. Biasanya ukuran cladding ini berdiameter 5 μm sampai 250 μm.

Cladding terbuat dari bahan silikon, dan komposisi bahannya berbeda dengan bagian core. Selain melindungi core, cladding juga berfungsi sebagai pemandu gelombang cahaya yang merefleksikan semua cahaya tembus kembali kepada core.

3. Bagian Coating / Buffer

Bagian coating adalah mantel dari serat optik yang berbeda dari cladding dan core. Lapisan coating ini terbuat dari bahan plastik yang elastis.
Coating berfungsi sebagai lapisan pelindung dari semua gangguan fisik yang mungkin terjadi, misalnya lengkungan pada kabel, kelembaban udara dalam kabel.

4. Bagian Strength Member & Outer Jacket

Lapisan ini merupakan bagian yang sangat penting karena menjadi pelindung utama dari sebuah kabel fiber optik. Lapisan strength member dan outer jacket adalah bagian terluar dari fiber optik yang melindungi inti kabel dari berbagai gangguan fisik secara langsung.


  • Adapun faktor-faktor penyebab kecelakaan yaitu :

  • Keselamatan kerja pada saat penyambungan FO :
         
                         
  • Kebersihan pun juga harus dijaga :   
       
                                           



  • Kelengkapan Keselamatan kerja:

                                              




  • Urutan Pekerjaan penyambungan :


  
   
  •  Keselamatan kerja di jalan: 
                                   
        
      
                                                                            

  •  Keselamatan kerja di Manhole (Lubang bawah tanah:                                                                
                    
    
  • Jenis gas dan ambang batas yang diijinkan :
                                                             
 
  • Adapun keselamatan kerja saat pengukuran  
 

  • Hal-hal yang harus dilakukan untuk menghindari terjadinya kecelakaan:

       

 

Sumber :

http://yolatunjukajar.blogspot.com/2018/12/pengertian-fiber-optik-fiber-optik.html 

Selasa, 12 Mei 2020

KONFIGURASI OUTDOOR TPLINK

 KONFIGURASI OUTDOOR TPLINK

 

1. Point to Point Wireless bridge
Mode ini hanya mendukung satu titik access point nirkabel, artinya
komunikasi tersebut hanya terjadi antara dua unit Access point
sebagai bridge (jembatan). Access Point atau broadband AP akan bertindak hanya sebagai jembatan nirkabel dan
tidak akan menerima klien nirkabel lainnya. Sehingga apabila terdapat klien
notebook yang memiliki fungsi nirkabel dan ingin bergabung dengan AP
nirkabel tersebut, maka klien tersebut tidak akan bisa terhubung kecuali
bila terkoneksi langsung ke AP dengan menggunakan kabel ethernet.

DIGAMBAR

Konfigurasi AP pada mode Wireless Bridge Point to Point
B. Langkah Kerja/Analisis
Konfigurasi AP1 pada mode Access Point
1. Hubungkan Access point (AP) dengan PC seperti gambar simulasi
diatas
2. Cek IP defauld pada AP. Untuk model TP-Link WA701ND IP defauld-nya
192.168.0.254
Untuk merubah IP pada AP, terlebih dahulu setting IP pada PC Client yang
akan terhubung ke AP satu segmen dengan AP. Dalam hal ini PC Client di set
192.168.0.15
3. Buka web browser pada PC Client dan masukkan IP access point
yaitu 192.168. 0.254.
4. Masukkan username dan password dengan “admin” ( nama
user ini dpat berbeda sesuai dengan tipe atau merk dari Access point).
5. Untuk melakukan perubahan IP pada AP, pilih menu Network, kemudian pilih
“LAN” , pilih type “Static IP” isikan IP address yang baru serta sesuaikan
Subnet Mask nya. kemudian simpan konfigurasi dengan klik Save.
Sistem akan meminta untuk melakukan reboot.
Karena IP AP1 telah berubah, selanjutnya sesuaikan juga IP PC client yang
terhubung. Sesuaikan dari 192.168.0.15 menjadi 192.168.200.15
6. Langkah Selanjutnya pilih Menu Operation Mode
kemudian pilih “Access Point” kemudian simpan konfigurasi
dengan klik Save.
Silahkan tekan tombol reboot jika diminta oleh sistem.
7. Langkah selanjutnya pilih tab “Wireless” kemudian “ Wireless Settings” ganti SSID dengan SSID yang sudah ditentukan
misal SSID untuk AP 1 adalah “Warung-Kopi-TKJ”. Seting
Region, Chanel (chaanel bisa juga dibuat auto). Simpan konfigurasi dengan
klik Save.
8. Selanjutnya untuk alasan keamanan koneksi, daftarkan Mac Address AP2
pada menu Wireless MAC Filtering pada tab “Wireless”. MAC address
biasanya ada di box perangkat atau bisa di lihat di menus tatus pada bagian atas.
Langkah untuk mendaftarkan MAC Address adalah pertama-tama tekan tombol enable pada halaman MAC Filtering, Filtering Rule nya
pilih Allow, selanjutnya tekan tombol Add New lengkapi dengan nomor MAC Address, simpan
konfigurasi dengan klik Save.
9. Langkah selanjutnya Disabe DHCP pada menu DHCP
setting.


Konfigurasi AP2 pada mode Bridge AP
1. Lakukan Langkah awal seperti pada AP2 (langkah 1 sampai dengan langkah 5)
sehingga IP AP2 menjadi 192.168.200.251 dan IP PC Client pada AP2 menjadi
192.168.200.10
2. Langkah selanjutnya Disabe DHCP pada menu DHCP
setting.


3. Pilih tab “Wireless” kemudan pilih Survey simpan
konfigurasi dengan klik Save.
Pilih Sinyal yang di dapat dari hasil survey, daftar hasil surver terlihat
seperi gambar berikut. Jika di temukan, silahkan pilih menuConnect. Selanjutnya tekan tombol Save untuk menyimpan.
4. Setelah selesai coba lakukan tes koneksi dengan menggunakan perintah
‘ping’ dari PC di LAN segment 1 ke LAN segment 2. Jika terhubung, maka
konfigurasi Wireless Bridge Point to Point telah berhasil.
5. Lakukan Screen Shot untuk setiap langkah. (sudah ditampilkan diatas)

C. Kesimpulan
Point to point pada umunya digunakan untuk menghubungkan sebuah jaringan
dari satu titik ke titik yang lain. Dalam implementaasinya, koneksi point
to point cenderung menggunakan lebih dari satu pengaman. Hal tersebut
dimaksudkan agar saat salah keamanan pengaman dapat diretas orang, pengaman
lain menjadi pengaman berikutnya. Dalam point to point ini mengguanakan IP
dan MacAddress sebagai pengamanan dalam proses koneksinya

Selasa, 05 Mei 2020

Fungsi Alat Kerja Fiber Optik dan Teknik Penyambungan Fiber Optik

Fungsi Alat Kerja Fiber Optik 

dan Teknik Penyambungan Fiber Optik

 

Fungsi Alat kerja Fiber Optik

1. Fusion Splicer
Fusion splicer atau sering dikenal sebagai alat untuk menyambungkan serat optik ini merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menyambungkan sebuah core serat optik, dimana serat tersebut terbuat / berbasis kaca, dan mengimplementasikan suatu daya listrik yang telah dirubah menjadi sebuah media sinar berbentuk laser.
 2. Stripper Atau Miler

Sama seperti kabel - kabel yang lain, salah satunya seperti kabel coaxial dan UTP, kabel fiber optic juga memerlukan alat ini. Alat ini berfungsi sebagai media untuk memotong dan mengupas kulit  dan daging kabel.
 3. Cleaver

Cleaver Tools ini mempunyai fungsi untuk memotong core yang kulit kabel optic-nya sudah dikupas, perlu kalian ketahui juga bahwa pemotongan core ini wajib menggunakan alat khusus ini, karena pada serat kacanya akan terpotong dengan rapih. Jika proses ini berhasil dilakukan dengan baik maka tahapan selanjutnya, kalian bisa teruskan ke tahap Jointing
4. OPM (Optical Power Meter)

 Alat yang satu ini nmemiliki fungsi untuk mengetahui seberapa kuat daya dari signal cahaya yang sudah masuk, OPM ini juga mempunyai interface FC yang langsung berhubungan dengan pathcore FC. Bagi kalian yang belum mengetahui rumus yang digunakan untuk melakukan proses ini, berikut adalah rumusnya: (TX – RX =…dB dibagi jarak (Km)
5. Optical Time Domain Reflectometer (RTDR)

RTDR merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mendeteksi komunitas atau himpunan suatu kabel serat ptik dalam jarak tempuh tertentu, sehingga dengan adanya alat ini diharapkan mampu menghasilkan jarak dari dua sisi yang merupakan ukuran  gangguan yang terjadi. Sehingga untuk melakukan troubleshooting dapat dilakukan dengan baik, karena akan sangat mudah menentukan suatu letak lokasi gangguan yang tengah terjadi. Alat OTDR ini sendiri biasanya digunakan untuk melakukan pendeteksian Kabel Crack, Putusnya core yang belum diketahui letaknya, Putusnya kabel atau juga untuk melakukan bending
6. Ligh Source

Pada dasarnya, alat yang satu ini mempunyai fungsi untuk memberikan suatu signal untuk jalur yang akan dilaluinya, misalnya untuk mengukur suatu redaman jalur atu end to end dimana Light Source ini akan berfungsi sebagai media yang memberi signal-nya
7. Optical Fiber Identifier

Alat yang satu ini memiliki fungsi untuk mengetahui arah signal dengan penunjuk arah dan besar daya yang di laluinya.
8. Visual Fault Locator
Alat ini sering disebut juga Laser fiber optic atau senter fiber optic. Fungsinya untuk melakukan pengetesan pada core fiber optic. Laser akan mengikuti serat Optik pada Kabel Fiber Optik dari POP Sampai Ke User (end to end) , bila core tidak bermasalah laser akan sampai pada titik tujuan.
9. Bit Error Rate Test

Alat ini berfungsi sebagai pengecek koneksi jaringan TDM (Time Divisio Multipleksi) yang mana jaringan TDM aplikasinya yaitu layanan Clear Channel yang sedang coba di uraikan penulis. Secara spesifiknya BER TES untuk mengecek dan mengetahui TX atau RX yang error, melalui pengiriman paket dan lup
10. Fiber Optic Adapter

Fiber Optik Adapter merupakan suatu komponen yang digunakan untuk melakukan penyambungan/menghubungkan kabel fiber optik satu dengan yang lain. jika penyambungan dilakukan terhadap kabel fiber optik yang memiliki konektor berbeda maka fiber optik adapter disebut fiber optik adapter hibrid atau Special Adapter.
11.  Splitter Optic

Splitter merupakan komponen yang bersifat pasif dan dapat memisahkan daya optik dari satu input serat ke dua atau beberapa output serat. Splitter pada PON dikatakan pasif sebab optimasi tidak dilakukan terhadap daya yang digunakan terhadap pelanggan yang jaraknya berbeda dari node splitter, sehingga sifatnya idle dan cara kerjanya membagi daya optic sama rata
12. Fiber Node

Fiber node merupakan suatu titik terminasi antara jaringan optik dengan jaringan koaksial. Fiber nod eberupa perangkat opto elektronik yang berfungsi untuk mengubah sinyal optik yang berasal dari distribution hub menjadi sinyal elektrik untuk diteruskan ke rumah rumah pelanggan melalui kabel koaksial dan sebaliknya. 
13. Pigtail Fiber Optic

Pigtail fiber optic merupakan sepotong kabel yang hanya memiliki satu buah konektor diujungnya, pigtail akan disambungkan dengan kabel fiber yang belum memiliki konektor.  Biasanya kabel pigtail di install di OTB (Optical Distribution Box) dan disambung / splicing dengan tarikan kabel Optic yang glondongan (Loose tube cable / Tight buffered cable).
14. Optical Termination Box (OTB)


Optical Termination Box, berfungsi sebagai pendistribusian fiber seperti FDF yang menampung maksimum 72 core. Optical Terminal Box juga digunakan untuk menghubungkan kabel serat optik indoor maupun outdoor dan patchcord. OTB dapat dipasang di dinding maupun tiang.
15. Joint Closure Optic


Joint Closure merupakan sebuah box atau tempat untuk menaruh hasil sambungan dari fiber optic. Sebagai contoh : Jika ada kebel fiber optic putus karena terpotong atau terbakar maka kabel tersebut di sambung/splicing dan hasil splicingan di taruh di Closure.


MACAM-MACAM TEKNIK SPLICING PADA FIBER OPTIK

1. Splice Fusion
Adalah metode penyambungan serat optic yang memberikan hasil paling permanen dan menimbulkan daya rugi paling rendah. Pada prinsipnya penyambungan dilakukan dengan menyolder ujung-ujung kedua serat optic yang telah disesuaikan posisinya. Persambungan yang dihasilkan hanya menghasilkan attenuation/redaman sebesar 0,05 db.


(DIGAMBAR)
2. Splice Mekanik
Splice dengan metode ini menjalankan fungsi yang serupa dengan splice fusion, hanya saja dalam koneksi fiber optic dengan metode ini, masing-masing ujung fiber optic dikoneksikan secara mekanik (alat penyambung mekanik).
(DIGAMBAR)





 

Cara Penyambungan Fiber Optic



Penyambungan serat optik atau yang sering disebut dengan splicing serat optik dilakukan pada saat serat putus yang dikarenakan oleh faktor dari luar seperti terkena senar layangan, cangkul, jangkar, dan lain-lain atau untuk menghubungkan ujung serat optik pada saat instalasi dengan jarak yang jauh. Dengan melakukan splicing ini kita akan dapat mengurangi redaman. Hal ini disebabkan bila kita menggunakan konektor biasa untuk menghubungkan kedua ujung serat optik, maka kita akan mendapatkan redaman yang lebih besar dibandingkan melakukan teknik splicing.
“Cara Penyambungan Fiber Optic”
1. Peralatan dan Bahan
a) Splicer                                             h) Alkohol
b) Pemotong tube                               i) Tissue
c) Cutter                                              j) Selotip
d) Tang logam                                     k) Spidol
e) Tang pengupas serat                      l) Meteran
f) Tang pemotong serat                      m) Thinner-B
g) Kain bersih                                      n) Pelindung serat

2. Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam penyambungan Serat Optik
Dalam melakukan splicing ada hal-hal yang harus diperhatikan agar splicing bisa berhasil dan juga untuk keselamatan kerja. Hal-hal tersebut antara lain:
a) Sebelum melakukan splicing usahakan agar semua peralatan dan bahan serta tangan kita sebersih mungkin sebab adanya kotoran pada serat optik dapat menyumbang redaman pada serat.
b) Selalu letakkan tangan di belakang cutter ketika sedang melakukan pengupasan pelindung serat.
c) Jangan menginjak tube karena akan merusak core yang ada di dalamnya sehingga bisa menyebabkan core pecah atau retak.
d) Sebaiknya jangan mendekatkan cairan alkohol ke mata kita sebab cairan alkohol bisa menguap ke udara.
e) Jangan menggulung core dengan diameter yang sangat kecil karena bisa membuat core putus.
f) Jangan membuang core sembarangan sebab bila menembus kulit dikuatirkan bisa masuk ke aliran darah dan mengganggu kesehatan.
g) Selalu perhatikan perlindungan pada kaset agar air tidak dapat masuk kedalam kaset dan bisa merusak serat tersebut.
h) Ikuti prosedur atau langkah-langkah yang ada. 

3. Langkah-Langkah Instalasi
Dalam hal ini kita menggunakan kabel serat optik untuk udara. Berikut ini adalah prosedur atau langkah-langkah dalam melakukan penyambungan atau splicing serat optik:
a) Ukur dengan menggunakan meteran sepanjang +150cm (dalam keadaan baik) dari ujung kabel lalu tandai dengan isolasi atau spidol.

Gambar 1. 42 Panjang kabel yang dikupas (DIGAMBAR)
b) Untuk kabel udara terlebih dahulu mengupas logam dalam kabel yang berfungsi sebagai penopang kabel saat berada di udara dengan menggunakan cutter sepanjang batas tersebut lalu potong dengan tang logam.
c) Setelah itu mengupas pelindung tube yang berwarna hitam sepanjang batas tersebut. Langkah-langkah untuk membuka pelindung:
1) Sebaiknya dilakukan secara sedikit demi sedikit sepanjang 25 cm dengan cara digergaji dan jangan terlalu dalam karena akan mengenai tube.
2) Patahkan sedikit dan memutar pada bekas gergaji dan sudut patah tidak boleh 30o agar tube tidak ikut patah.
3) Lalu tarik sehingga yang terlihat hanya benang pelindung dan kupas benang tersebut dengan cutter sehingga yang terlihat hanya tube yang dilapisi jelly.
d) Bersihkan tube dari jelly dengan kain yang sudah dibasahi dengan thinner-B sampai bersih.
e) Ukur tube tersebut dari batas isolasi sepanjang +50 cm beri tanda dengan spidol. Lalu kupas tube pada batas tersebut dengan menggunakan pemotong tube dan sebaiknya dilakukan sedikit demi sedikit sepanjang 25 cm dengan cara memutar pemotong tube searah jarum jam sebanyak 2 kali lalu patahkan dan jangan lebih dari 30o agar serat optik tidak ikut patah, lalu tarik tube sehingga yang terlihat hanya serat optik saja yang dilindungi oleh jelly. Lakukan berulang-ulang sampai sepanjang + 100 cm dari ujung tube.
f) Bersihkan core tersebut dari jelly dengan kain yang sudah dibasahi dengan thinner-B sampai bersih.

Gambar 1. 43 Panjang tube yang dikupas (DIGAMBAR)
g) Gulung serat optik dengan bentuk melingkar agar aman, tidak kotor dan tidak mengenai tanah.

Gambar 1. 44 Penempatan serat optic pada kaset (DIGAMBAR)

4. Langkah-Langkah Splicing
a) Terlebih dahulu masukkan plastik khusus untuk melindungi bagian core yang telah di-splice satu persatu dengan diberi tanda dengan spidol.
b) Kupas core dari jaketnya menggunakan tang pengupas dengan cara memposisikan tang agak miring, tahan lalu tarik ke ujung core secara perlahan.
c) Setelah terkupas bersihkan core dengan tissue yang sudah dibasahi dengan alkohol sampai gesekannya mengeluarkan bunyi. Lakukan sebanyak 3 kali lalu keringkan dengan tissue.
d) Lalu masukkan ke dalam pemotong core dimana kita menempatkan ujung jaket pada skala antara 15 dan 20, lalu potong. Pada saat memotong, pisau harus dijalankan dengan kecepatan yang sesuai dan konstan.
e) Setelah itu kita masukkan ke dalam splicer yang berfungsi menyambung core dengan teknik fusion. Jangan sampai ujung core menyentuh sesuatu benda sebab akan menambah redaman.

Gambar 1. 45 Peletakan serat optik pada splicer (DIGAMBAR)
f) Kemudian tekan tombol set maka secara otomatis splicer akan meleburkan kedua core dan menyambungnya. Tunggu sampai layar menunjukkan estimasi redaman lalu tekan reset maka layar akan kembali ke tampilan awal.
g) Setelah itu keluarkan core tersebut lalu geser plastik khusus tadi ke sisi core yang telah mengalami proses splice. Kemudian masukkan ke bagian splicer yang berfungsi untuk memanaskan plastik tersebut. Tunggu sampai splicer mengeluarkan bunyi lalu keluarkan.
h) Kemudian letakkan core kembali ke dalam kaset tadi seperti gambar di bawah ini.

Gambar 1. 46 Peletakan protektor pada kaset (DIGAMBAR)

5. Rugi-Rugi Penyambungan
Rugi-rugi penyambungan dapat terjadi karena :
a) Perbedan struktur serat optik antara lain:
1) Diameter core tidak sama.
2) Letak core tidak berada di tengah.
b) Kualitas penyambungan antara lain :
1) permukaan serat tidak rata.
2) Sumbu serat tidak sejajar.
3) Penyimpangan sudut.
4) Serat masih basah.
5) Ujung serat menyentuh sesuatu. 

6. Kualitas Penyambungan
Untuk mendapatkan kualitas penyambungan yang baik harus diperhatikan :
a) Kualitas kabel yang sesuai spesifikasi
b) Alat sambung yang baik.
c) Lingkungan harus bersih.
d) Jointer harus berpengalaman.
Dengan melakukan penyambungan secara fusion, kita diharapkan bisa memperoleh redaman yang sekecil mungkin.


UNTUK LEBIH MEMPERDALAM PEMAHAMAN SILAHKAN TONTON TUTORIAL BERIKUT :

VIDEO PROSES PENYAMBUNGAN FIBER OPTIK

BOLEH DIBANTU LIKE & SUBSCRIBE

SUMBER BELAJAR :
https://maha-tops.com/networking/cara-penyambungan-fiber-optic/
https://gangsarfo.blogspot.com/2019/01/fungsi-alat-kerja-fiber-optik-1.html