Voice over IP (VoIP) mendefinisikan cara untuk melakukan panggilan suara melalui jaringan IP termasuk digitalisasi dan paketisasi aliran suara. IP Telephony menggunakan standar VoIP untuk menciptakan sistem teleponi dimana fitur tingkat tinggi seperti routing panggilan lanjut, voice mail, contact center, dll, dapat dimanfaatkan.
Disini kita
akan mencoba praktek VOIP menggunakan Cisco packet Tracer, dengan
topologi seperti dibawah, gunakan lah router tipe 2811 pada Cisco Packet
Tracer
Konfigurasi IP Address pada R1 :
R1>enable R1#configure terminal R1(config)#int fa0/0 R1(config-if)#no sh R1(config-if)#int fa 0/0.10 R1(config-subif)#encapsulation dot1q 10 R1(config-subif)#ip address 192.168.88.1 255.255.255.0
int fa 0/0.10 : membuat sub interface dibawah fa 0/0 encapsulation dot1q 10 : menjadikan interface fa 0/0.10 menjadi interface VLAN dalam hal ini Vlan 10 Konfigurasi DHCP pada R1 :
R1(config-subif)#ip dhcp pool untukvoip R1(dhcp-config)#network 192.168.88.0 255.255.255.0 R1(dhcp-config)#default-router 192.168.88.1 R1(dhcp-config)#option 150 ip 192.168.88.1
option 150
maksudnya adalah ip TFTP Server, TFTP Server itu server yang menyimpan
konfigurasi dalam hal ini yang menyman konfigurasi dial-number adalah R1
maka command nya option 150 ip 192.168.88.1, dengan 192.168.88.1 adalah
IP R1 Konfigurasi Telphony Service pada R1 :
ip source address : perintah untuk membuat sumber telephony service max-dn : maksimal dial number/nomor telepon nya max-ephone: maksimal IP_Phone atau perangkat voip yang dapat didaftarkan auto assign : command untuk memberikan dial-number secara automatis kepada IP_Phone atau perangkat VOIP lainya Konfigurasi pada SW1
SW1>enable SW1#conf t SW1(config)#vlan 10 SW1(config-vlan)#int fa 0/1 SW1(config-if)#switchport mode trunk SW1(config-if)#int range fa 0/2-4 Sw1(config-if)#switchport voice vlan 10
Pastikan semua IP_PHONE sudah mendapat nomer telepon masing 2, jika belum coba periksa kembali konfigurasi diatas Untuk
mengetest lakukan lah panggilan, Untuk melakukan panggilan dari IP
Phone, klik pada salah satu IP Phone, kemudian buka mode GUI dan masukan
nomor telepon yang dituju dan tekan enter atau klik pada gagang telpon
dan telpon dengan nomor yang dituju akan mulai menyala dan berdering Tulisan Conected tanda sudah terhubung
Fiber Optik adalah
suatu jenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus,
dan digunakan sebagai media transmisi karena dapat mentransmisikan
sinyal cahaya dari suatu lokasi ke lokasi lainnya dengan kecepatan
tinggi.
Ukuran fiber optik ini sangat
kecil dan halus (diameternya hanya 120 mikrometer), bahkan lebih kecil
dari helaian rambut manusia. Komponen jaringan ini memiliki kecepatan
transmisi yang tinggi dengan menggunakan pembiasan cahaya sebagai
prinsip kerjanya. Sumber cahaya yang digunakan untuk proses transmisi
adalah laser atau LED.
Fiber optik
atau serat optik menjadi salah satu komponen yang cukup populer dalam
dunia telekomunikasi belakangan ini. Pasalnya, kabel jaringan tersebut
memiliki kecepatan akses yang tinggi sehingga banyak digunakan sebagai
saluran komunikasi.
Jenis-Jenis Kabel Fiber Optik
Setelah
memahami apa pengertian fiber optik, selanjutnya kita juga perlu
mengetahui apa saja jenisnya. Fiber optik dibedakan menjadi dua jenis
yang didasarkan pada mode transmisinya. Adapun jenis fiber optik yaitu:
1. Fiber Optik Single Mode
Kabel
fiber optik single mode yaitu kabel jaringan yang memiliki transmisi
tunggal, sehingga hanya bisa menyebarkan cahayanya hanya melalui satu
inti dalam suatu waktu.
Jenis fiber optik ini memiliki inti
berukuran kecil dengan diameter sekitar 9 mikrometer yang digunakan
untuk mentransmisikan gelombang cahaya dari sinar inframerah dengan
panjang gelombang 1300-1550 nanometer.
2. Fiber Optik Multimode
Kabel
fiber optik multimode merupakan kabel yang dapat mentransmisikan banyak
cahayan dalam waktu bersamaan karena memiliki ukuran inti besar yang
memiliki diameter sekitar 625 mikrometer.
Kabel
jenis ini biasanya digunakan untuk keperluan komersial yang pada
umumnya diakses banyak orang. Fiber optik ini mengirimkan sinar
inframerah yang memiliki panjang 850-1300 nanometer.
Tipe Kabel Fiber Optik
Berikut ini adalah beberapa tipe kabel fiber optik yang umum digunakan:
Tight Buffer (Indoor/Outdoor)
Breakout Cable (Indoor/Outdoor)
Aerial Cable/Self-Supporting
Hybrid & Composite Cable
Armored Cable
Low Smoke Zero Halogen (LSZH)
Simplex cable
Zipcord cable
Komponen Fiber Optik
1. Bagian Inti (Core)
Bagian
inti fiber optik terbuat dari bahan kaca dengan diameter yang sangat
kecil (diamaternya sekitar 2 μm sampai 50 μm). Diameter serat optik yang
lebih besar akan membuat performa yang lebih baik dan stabil.
2. Bagian Cladding
Bagian
cladding adalah bagian pelindung yang langsung menyelimuti serat optik.
Biasanya ukuran cladding ini berdiameter 5 μm sampai 250 μm.
Cladding
terbuat dari bahan silikon, dan komposisi bahannya berbeda dengan
bagian core. Selain melindungi core, cladding juga berfungsi sebagai
pemandu gelombang cahaya yang merefleksikan semua cahaya tembus kembali
kepada core.
3. Bagian Coating / Buffer
Bagian
coating adalah mantel dari serat optik yang berbeda dari cladding dan
core. Lapisan coating ini terbuat dari bahan plastik yang elastis.
Coating
berfungsi sebagai lapisan pelindung dari semua gangguan fisik yang
mungkin terjadi, misalnya lengkungan pada kabel, kelembaban udara dalam
kabel.
4. Bagian Strength Member & Outer Jacket
Lapisan
ini merupakan bagian yang sangat penting karena menjadi pelindung utama
dari sebuah kabel fiber optik. Lapisan strength member dan outer jacket
adalah bagian terluar dari fiber optik yang melindungi inti kabel dari
berbagai gangguan fisik secara langsung.
Adapun faktor-faktor penyebab kecelakaan yaitu :
Keselamatan kerja pada saat penyambungan FO :
Kebersihan pun juga harus dijaga :
Kelengkapan Keselamatan kerja:
Urutan Pekerjaan penyambungan :
Keselamatan kerja di jalan:
Keselamatan kerja di Manhole (Lubang bawah tanah:
Jenis gas dan ambang batas yang diijinkan :
Adapun keselamatan kerja saat pengukuran
Hal-hal yang harus dilakukan untuk menghindari terjadinya kecelakaan:
Mode ini hanya mendukung satu titik access point nirkabel, artinya
komunikasi tersebut hanya terjadi antara dua unit Access point
sebagai bridge (jembatan). Access Point atau broadband AP akan bertindak hanya sebagai jembatan nirkabel dan
tidak akan menerima klien nirkabel lainnya. Sehingga apabila terdapat klien
notebook yang memiliki fungsi nirkabel dan ingin bergabung dengan AP
nirkabel tersebut, maka klien tersebut tidak akan bisa terhubung kecuali
bila terkoneksi langsung ke AP dengan menggunakan kabel ethernet.
DIGAMBAR
Konfigurasi AP pada mode Wireless Bridge Point to Point
B. Langkah Kerja/Analisis
Konfigurasi AP1 pada mode Access Point
1. Hubungkan Access point (AP) dengan PC seperti gambar simulasi
diatas
2. Cek IP defauld pada AP. Untuk model TP-Link WA701ND IP defauld-nya
192.168.0.254
Untuk merubah IP pada AP, terlebih dahulu setting IP pada PC Client yang
akan terhubung ke AP satu segmen dengan AP. Dalam hal ini PC Client di set
192.168.0.15
3. Buka web browser pada PC Client dan masukkan IP access point
yaitu 192.168. 0.254.
4. Masukkan username dan password dengan “admin” ( nama
user ini dpat berbeda sesuai dengan tipe atau merk dari Access point).
5. Untuk melakukan perubahan IP pada AP, pilih menu Network, kemudian pilih
“LAN” , pilih type “Static IP” isikan IP address yang baru serta sesuaikan
Subnet Mask nya. kemudian simpan konfigurasi dengan klik Save.
Sistem akan meminta untuk melakukan reboot.
Karena IP AP1 telah berubah, selanjutnya sesuaikan juga IP PC client yang
terhubung. Sesuaikan dari 192.168.0.15 menjadi 192.168.200.15
6. Langkah Selanjutnya pilih Menu Operation Mode
kemudian pilih “Access Point” kemudian simpan konfigurasi
dengan klik Save.
Silahkan tekan tombol reboot jika diminta oleh sistem.
7. Langkah selanjutnya pilih tab “Wireless” kemudian “ Wireless Settings” ganti SSID dengan SSID yang sudah ditentukan
misal SSID untuk AP 1 adalah “Warung-Kopi-TKJ”. Seting
Region, Chanel (chaanel bisa juga dibuat auto). Simpan konfigurasi dengan
klik Save.
8. Selanjutnya untuk alasan keamanan koneksi, daftarkan Mac Address AP2
pada menu Wireless MAC Filtering pada tab “Wireless”. MAC address
biasanya ada di box perangkat atau bisa di lihat di menus tatus pada bagian atas.
Langkah untuk mendaftarkan MAC Address adalah pertama-tama tekan tombol enable pada halaman MAC Filtering, Filtering Rule nya
pilih Allow, selanjutnya tekan tombol Add New lengkapi dengan nomor MAC Address, simpan
konfigurasi dengan klik Save.
9. Langkah selanjutnya Disabe DHCP pada menu DHCP
setting.
Konfigurasi AP2 pada mode Bridge AP
1. Lakukan Langkah awal seperti pada AP2 (langkah 1 sampai dengan langkah 5)
sehingga IP AP2 menjadi 192.168.200.251 dan IP PC Client pada AP2 menjadi
192.168.200.10
2. Langkah selanjutnya Disabe DHCP pada menu DHCP
setting.
Pilih Sinyal yang di dapat dari hasil survey, daftar hasil surver terlihat
seperi gambar berikut. Jika di temukan, silahkan pilih menuConnect. Selanjutnya tekan tombol Save untuk menyimpan.
4. Setelah selesai coba lakukan tes koneksi dengan menggunakan perintah
‘ping’ dari PC di LAN segment 1 ke LAN segment 2. Jika terhubung, maka
konfigurasi Wireless Bridge Point to Point telah berhasil.
5. Lakukan Screen Shot untuk setiap langkah. (sudah ditampilkan diatas)
C. Kesimpulan
Point to point pada umunya digunakan untuk menghubungkan sebuah jaringan
dari satu titik ke titik yang lain. Dalam implementaasinya, koneksi point
to point cenderung menggunakan lebih dari satu pengaman. Hal tersebut
dimaksudkan agar saat salah keamanan pengaman dapat diretas orang, pengaman
lain menjadi pengaman berikutnya. Dalam point to point ini mengguanakan IP
dan MacAddress sebagai pengamanan dalam proses koneksinya
Fusion
splicer atau sering dikenal sebagai alat untuk menyambungkan serat
optik ini merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menyambungkan
sebuah core serat optik, dimana serat tersebut terbuat / berbasis kaca,
dan mengimplementasikan suatu daya listrik yang telah dirubah menjadi
sebuah media sinar berbentuk laser.
2. Stripper Atau Miler
Sama
seperti kabel - kabel yang lain, salah satunya seperti kabel coaxial
dan UTP, kabel fiber optic juga memerlukan alat ini. Alat ini berfungsi
sebagai media untuk memotong dan mengupas kulit dan daging kabel.
3. Cleaver
Cleaver
Tools ini mempunyai fungsi untuk memotong core yang kulit kabel
optic-nya sudah dikupas, perlu kalian ketahui juga bahwa pemotongan core
ini wajib menggunakan alat khusus ini, karena pada serat kacanya akan
terpotong dengan rapih. Jika proses ini berhasil dilakukan dengan baik
maka tahapan selanjutnya, kalian bisa teruskan ke tahap Jointing
4. OPM (Optical Power Meter)
Alat
yang satu ini nmemiliki fungsi untuk mengetahui seberapa kuat daya dari
signal cahaya yang sudah masuk, OPM ini juga mempunyai interface FC
yang langsung berhubungan dengan pathcore FC. Bagi kalian yang belum
mengetahui rumus yang digunakan untuk melakukan proses ini, berikut
adalah rumusnya: (TX – RX =…dB dibagi jarak (Km)
5. Optical Time Domain Reflectometer (RTDR)
RTDR
merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mendeteksi komunitas
atau himpunan suatu kabel serat ptik dalam jarak tempuh tertentu,
sehingga dengan adanya alat ini diharapkan mampu menghasilkan jarak dari
dua sisi yang merupakan ukuran gangguan yang terjadi. Sehingga untuk
melakukan troubleshooting dapat dilakukan dengan baik, karena akan
sangat mudah menentukan suatu letak lokasi gangguan yang tengah terjadi.
Alat OTDR ini sendiri biasanya digunakan untuk melakukan pendeteksian
Kabel Crack, Putusnya core yang belum diketahui letaknya, Putusnya kabel
atau juga untuk melakukan bending
6. Ligh Source
Pada
dasarnya, alat yang satu ini mempunyai fungsi untuk memberikan suatu
signal untuk jalur yang akan dilaluinya, misalnya untuk mengukur suatu
redaman jalur atu end to end dimana Light Source ini akan berfungsi
sebagai media yang memberi signal-nya
7. Optical Fiber Identifier
Alat yang satu ini memiliki fungsi untuk mengetahui arah signal dengan penunjuk arah dan besar daya yang di laluinya.
8. Visual Fault Locator
Alat
ini sering disebut juga Laser fiber optic atau senter fiber optic.
Fungsinya untuk melakukan pengetesan pada core fiber optic. Laser akan
mengikuti serat Optik pada Kabel Fiber Optik dari POP Sampai Ke User
(end to end) , bila core tidak bermasalah laser akan sampai pada titik
tujuan.
9. Bit Error Rate Test
Alat
ini berfungsi sebagai pengecek koneksi jaringan TDM (Time Divisio
Multipleksi) yang mana jaringan TDM aplikasinya yaitu layanan Clear
Channel yang sedang coba di uraikan penulis. Secara spesifiknya BER TES
untuk mengecek dan mengetahui TX atau RX yang error, melalui pengiriman
paket dan lup
10. Fiber Optic Adapter
Fiber Optik Adapter merupakan suatu komponen yang digunakan untuk
melakukan penyambungan/menghubungkan kabel fiber optik satu dengan yang
lain. jika penyambungan dilakukan terhadap kabel fiber optik yang
memiliki konektor berbeda maka fiber optik adapter disebut fiber optik adapter hibrid atau Special Adapter.
11. Splitter Optic
Splitter merupakan komponen yang bersifat pasif dan dapat memisahkan
daya optik dari satu input serat ke dua atau beberapa output serat.
Splitter pada PON dikatakan
pasif sebab optimasi tidak dilakukan terhadap daya yang digunakan
terhadap pelanggan yang jaraknya berbeda dari node splitter, sehingga
sifatnya idle dan cara kerjanya membagi daya optic sama rata
12. Fiber Node
Fiber node merupakan
suatu titik terminasi antara jaringan optik dengan jaringan koaksial.
Fiber nod eberupa perangkat opto elektronik yang berfungsi untuk
mengubah sinyal optik yang berasal dari distribution hub menjadi sinyal
elektrik untuk diteruskan ke rumah rumah pelanggan melalui kabel
koaksial dan sebaliknya.
13. Pigtail Fiber Optic
Pigtail
fiber optic merupakan sepotong kabel yang hanya memiliki satu buah
konektor diujungnya, pigtail akan disambungkan dengan kabel fiber yang
belum memiliki konektor. Biasanya kabel pigtail di install diOTB (Optical Distribution Box)dan disambung / splicing dengan tarikan kabel Optic yang glondongan(Loose tube cable / Tight buffered cable).
14. Optical Termination Box (OTB)
Optical Termination Box, berfungsi sebagai pendistribusian fiber seperti
FDF yang menampung maksimum 72 core. Optical Terminal Box juga
digunakan untuk menghubungkan kabel serat optik indoor maupun outdoor
dan patchcord. OTB dapat dipasang di dinding maupun tiang.
15. Joint Closure Optic
Joint Closure merupakan
sebuah box atau tempat untuk menaruh hasil sambungan dari fiber optic.
Sebagai contoh : Jika ada kebel fiber optic putus karena terpotong atau
terbakar maka kabel tersebut di sambung/splicing dan hasil splicingan di
taruh di Closure.
Adalah metode penyambungan serat optic
yang memberikan hasil paling permanen dan menimbulkan daya rugi paling
rendah. Pada prinsipnya penyambungan dilakukan dengan menyolder
ujung-ujung kedua serat optic yang telah disesuaikan posisinya.
Persambungan yang dihasilkan hanya menghasilkan attenuation/redaman
sebesar 0,05 db.
(DIGAMBAR)
2. Splice Mekanik
Splice dengan metode ini menjalankan
fungsi yang serupa dengan splice fusion, hanya saja dalam koneksi fiber
optic dengan metode ini, masing-masing ujung fiber optic dikoneksikan
secara mekanik (alat penyambung mekanik).
(DIGAMBAR)
Cara Penyambungan Fiber Optic
Penyambungan serat optik atau yang sering disebut dengan splicing
serat optik dilakukan pada saat serat putus yang dikarenakan oleh faktor
dari luar seperti terkena senar layangan, cangkul, jangkar, dan
lain-lain atau untuk menghubungkan ujung serat optik pada saat instalasi
dengan jarak yang jauh. Dengan melakukan splicing ini kita akan dapat
mengurangi redaman. Hal ini disebabkan bila kita menggunakan konektor
biasa untuk menghubungkan kedua ujung serat optik, maka kita akan
mendapatkan redaman yang lebih besar dibandingkan melakukan teknik
splicing.
“Cara Penyambungan Fiber Optic” 1. Peralatan dan Bahan
a) Splicer h)
Alkohol
b) Pemotong tube i) Tissue
c) Cutter j)
Selotip
d) Tang logam k) Spidol
e) Tang pengupas serat l) Meteran
f) Tang pemotong serat m) Thinner-B
g) Kain bersih n) Pelindung serat
2.
Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam penyambungan Serat Optik
Dalam
melakukan splicing ada hal-hal yang harus diperhatikan agar splicing bisa
berhasil dan juga untuk keselamatan kerja. Hal-hal tersebut antara lain:
a) Sebelum melakukan splicing usahakan agar
semua peralatan dan bahan serta tangan kita sebersih mungkin sebab adanya
kotoran pada serat optik dapat menyumbang redaman pada serat.
b) Selalu letakkan tangan di belakang cutter
ketika sedang melakukan pengupasan pelindung serat.
c) Jangan menginjak tube karena akan merusak
core yang ada di dalamnya sehingga bisa menyebabkan core pecah atau retak.
d) Sebaiknya jangan mendekatkan cairan
alkohol ke mata kita sebab cairan alkohol bisa menguap ke udara.
e) Jangan menggulung core dengan diameter
yang sangat kecil karena bisa membuat core putus.
f) Jangan membuang core sembarangan sebab
bila menembus kulit dikuatirkan bisa masuk ke aliran darah dan mengganggu
kesehatan.
g) Selalu perhatikan perlindungan pada kaset
agar air tidak dapat masuk kedalam kaset dan bisa merusak serat tersebut.
h) Ikuti prosedur atau langkah-langkah yang
ada.
3.
Langkah-Langkah Instalasi
Dalam hal ini kita menggunakan kabel serat optik untuk udara.
Berikut ini adalah prosedur atau langkah-langkah dalam melakukan penyambungan
atau splicing serat optik:
a) Ukur
dengan menggunakan meteran sepanjang +150cm (dalam keadaan baik) dari ujung
kabel lalu tandai dengan isolasi atau spidol.
Gambar 1. 42 Panjang kabel yang dikupas (DIGAMBAR)
b) Untuk kabel udara terlebih dahulu mengupas
logam dalam kabel yang berfungsi sebagai penopang kabel saat berada di udara
dengan menggunakan cutter sepanjang batas tersebut lalu potong dengan tang
logam.
c)
Setelah itu mengupas pelindung tube yang berwarna hitam sepanjang batas
tersebut. Langkah-langkah untuk membuka pelindung:
1) Sebaiknya dilakukan secara sedikit demi
sedikit sepanjang 25 cm dengan cara digergaji dan jangan terlalu dalam karena
akan mengenai tube.
2) Patahkan sedikit dan memutar pada bekas
gergaji dan sudut patah tidak boleh 30o agar tube tidak ikut patah.
3) Lalu
tarik sehingga yang terlihat hanya benang pelindung dan kupas benang tersebut
dengan cutter sehingga yang terlihat hanya tube yang dilapisi jelly.
d) Bersihkan tube dari jelly dengan kain yang
sudah dibasahi dengan thinner-B sampai bersih.
e) Ukur tube tersebut dari batas isolasi
sepanjang +50 cm beri tanda dengan spidol. Lalu kupas tube pada batas tersebut
dengan menggunakan pemotong tube dan sebaiknya dilakukan sedikit demi sedikit
sepanjang 25 cm dengan cara memutar pemotong tube searah jarum jam sebanyak 2
kali lalu patahkan dan jangan lebih dari 30o agar serat optik tidak ikut patah,
lalu tarik tube sehingga yang terlihat hanya serat optik saja yang dilindungi
oleh jelly. Lakukan berulang-ulang sampai sepanjang + 100 cm dari ujung tube.
f)
Bersihkan core tersebut dari jelly dengan kain yang sudah dibasahi dengan
thinner-B sampai bersih.
Gambar 1. 43 Panjang tube yang dikupas (DIGAMBAR)
g) Gulung
serat optik dengan bentuk melingkar agar aman, tidak kotor dan tidak mengenai
tanah.
Gambar 1. 44 Penempatan serat optic pada kaset (DIGAMBAR)
4. Langkah-Langkah
Splicing
a) Terlebih dahulu masukkan plastik khusus
untuk melindungi bagian core yang telah di-splice satu persatu dengan diberi
tanda dengan spidol.
b) Kupas core dari jaketnya menggunakan tang
pengupas dengan cara memposisikan tang agak miring, tahan lalu tarik ke ujung
core secara perlahan.
c) Setelah terkupas bersihkan core dengan
tissue yang sudah dibasahi dengan alkohol sampai gesekannya mengeluarkan bunyi.
Lakukan sebanyak 3 kali lalu keringkan dengan tissue.
d) Lalu masukkan ke dalam pemotong core
dimana kita menempatkan ujung jaket pada skala antara 15 dan 20, lalu potong.
Pada saat memotong, pisau harus dijalankan dengan kecepatan yang sesuai dan
konstan.
e)
Setelah itu kita masukkan ke dalam splicer yang berfungsi menyambung core
dengan teknik fusion. Jangan sampai ujung core menyentuh sesuatu benda sebab
akan menambah redaman.
Gambar 1. 45 Peletakan serat optik pada splicer (DIGAMBAR)
f) Kemudian tekan tombol set maka secara
otomatis splicer akan meleburkan kedua core dan menyambungnya. Tunggu sampai
layar menunjukkan estimasi redaman lalu tekan reset maka layar akan kembali ke
tampilan awal.
g) Setelah itu keluarkan core tersebut lalu
geser plastik khusus tadi ke sisi core yang telah mengalami proses splice.
Kemudian masukkan ke bagian splicer yang berfungsi untuk memanaskan plastik
tersebut. Tunggu sampai splicer mengeluarkan bunyi lalu keluarkan.
h)
Kemudian letakkan core kembali ke dalam kaset tadi seperti gambar di bawah ini.
Gambar 1. 46 Peletakan protektor pada kaset (DIGAMBAR)
5.
Rugi-Rugi Penyambungan
Rugi-rugi penyambungan dapat terjadi karena :
a) Perbedan struktur serat optik antara lain:
1) Diameter core tidak sama.
2) Letak core tidak berada di tengah.
b) Kualitas penyambungan antara lain :
1) permukaan serat tidak rata.
2) Sumbu serat tidak sejajar.
3) Penyimpangan sudut.
4) Serat masih basah.
5) Ujung serat menyentuh sesuatu.
6.
Kualitas Penyambungan
Untuk
mendapatkan kualitas penyambungan yang baik harus diperhatikan :
a) Kualitas kabel yang
sesuai spesifikasi
b) Alat sambung yang baik.
c) Lingkungan harus
bersih.
d)
Jointer harus berpengalaman.
Dengan
melakukan penyambungan secara fusion, kita diharapkan bisa memperoleh redaman
yang sekecil mungkin.
UNTUK LEBIH MEMPERDALAM PEMAHAMAN SILAHKAN TONTON TUTORIAL BERIKUT :
SUMBER BELAJAR :
https://maha-tops.com/networking/cara-penyambungan-fiber-optic/
https://gangsarfo.blogspot.com/2019/01/fungsi-alat-kerja-fiber-optik-1.html